Senin, 01 Oktober 2012

medis pekerja sosial


johnson (1988) mengemukakan bahwa kompetensi pekerja sosial di rumah sakit adalah:
  1. Pekerja sosial medis memberikan pemahaman dorongan dan dukungan kepada pasien pada proses penyembuhan. Pekerja sosial medis menjadi sahabat, tempat bagi pasien untuk mengungkapkan dan mengeluarkan segala apa yang menjadi masalahnya sehingga dapat membantu penyembuhanya.
  2. Pekerja sosial medis dapat membawa pasien ke salah satu rumah sakit agar pasien tersebut dapat memperoleh pengobatan. Dalam hal ini termasuk dalam perencanaan dan pendekatan yang terkoordinasi dengan individu maupun keluarga
  3. Pekerja sosial medis memberikan dorongan agar pasien dapat kembali ke masyarakat menerima pasien seperti semula ketika pasien tersebut sehat.
Selain itu ada beberapa fungsi  pekerjaan sosial rumah sakit antara lain menurut Johnson marry (1988:48) ada enam fungsi pokok:
  1. Memberi bantuan dalam upaya menyelesaikan masalah-masalah emosional dan sosial seorang pasien yang timbul sebagai akibat penyakit yang dideritanya.
  2. Memberikan hubungan kekeluargaan yang baik
  3. Memperlancar hubungan antara rumah sakit, penderita dan keluarga
  4. Membantu proses penyesuaian diri pasien dengan masyarakat dan sebaliknya
  5. Memanfaatkan pemahaman staf rumah sakit tentang pekerjaan sosial dan berusaha mengintegrasikan bagian pekerjaan sosial secara integral dalam tim rumah sakit. Serta Melibatkan diri dalam aksi masyarakat.

metode penilitian sosial

METODE PENELITIAN SOSIAL

PENELITIAN SOSIAL PERLU DIKAJI LEBIH MENDALAM KARENA :
  •         Adanya pengaruh positivisme yang dominan di kalangan peneliti ilmu sosial, membutuhkan alternatif pembanding sehingga tercipta cakrawala pemikiran baru yang lebih sesuai dengan konteknya.

  •            Masih banyak bias, yang di kalangan peneliti ilmu sosial di Indonesia terjadi akibat tidak tersediannya informasi yang cukup mendalam dan praktis tentang penelitian kualitatif.

  •            Adanya kesadaran baru bahwa kegiatan penelitian kualitatif memang memuat banyak unsur ketegangan, sebab  setiap kajian selalu “terbuka” untuk didialogkan dan diskursus untuk menerima ide-ide baru sehinga “ penelitian kualitatif seperti tidak pernah mengalami penyelesaian final .............”

  •             Selama ini, kajian sosial yang bersifat positivistik, menolak keberadaan jenis analisis kualitatif dengan menggantang sayap bahwa grand theory yang selama ini dikembangkan sudah sangat baku sehingga model analisis ilmu sosial harus berujud legitimasi keputusan peluang pengembangan ilmu secara hipotesis (logico diasurdum)
  •            Ada kesadaran perlunya mencari peluang alternatif yang lebih beragam, sehingga sifat pengembangan ilmu sosial akan mengarah kepada pembentukan dunia kecil yang tidak dapat dikontrol secara metodologis.

  •             Model pendekatan kualtatif akan menyatakan bahwa pendekatan statistik cenderung mereduksi pikiran orang dengan sederhana, pikiran peneliti ibarat kenyataan empirik yang harus diakui oleh setiap responden penelitian



PRINSIP-PRINSIP ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

  •            MENCARI KEBENARAN “OBYEKTIF”
  •            ADA HUBUNGAN ANTARA TEORI DAN FAKTA
  •            SETIAP ELEMEN TEORI DAN FAKTA SELALU MENUNTUT ADANYA METODE UNTUK MENGETAHUINYA

SEGI-SEGI MENDASAR PENELITIAN ILMIAH

1.KUALITAS; dicirikan oleh,
1.Pertanyaan yang dirumuskan
2.Informasi
2.SEJAUH MANA PENELITIAN ITU DIRANCANG UNTUK TUJUAN TERTENTU
3.HARUS MENGIDENTIFIKASI SASARAN UTAMA
1.Karena penelitian ilmiah harus memiliki tujuan yang jelas
2.Harus diidentifikasi, karena peneliti tidak ingin menjawab pertanyaan yang tidak jelas


CIRI-CIRI PENELITIAN ILMIAH
(HARRY M. JOHNSON)


1.HARUS EMPIRIS
# Atas dasar pengamatan
2.HARUS TEORITIS
Hasil penelitian harus menyimpulkan generalisasi, menggambarkan secara logis faktor satu dengan yang lain (bisa sebab akibat atau linear)
3.HARUS KUMULATIF
Teori-teori yang lama yang kurang bisa diterapkan à diperbaharui
4.HARUS NON ETIS
Penelitian ilmiah harus non etis, bukan bersifat ETIS, tetapi harus tahu ETIS. Tidak menilai BAIK/BURUK, tetapi menyajikan apa adanya